Penciptaan
sistem teknologi komunikasi pada tahun 1930-an, mengakibatkan banyak perubahan
pada masyarakat di dunia terutama di dalam bidang komunikasi dan informasi yang
mengakibatkan munculnya ICT dan membentuk dunia di sekitar kita. Pada tahun
1998, PBB atau UN mengajukan sebuah hal yang baru tentang dialog global yang
merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang disebut WSIS. Pertemuan
pertama WSIS yang dilakukan oleh PBB adalah pertemuan yang pertama kalinya
dibuka untuk seluruh masyarakat karena PBB memerlukan aspirasi dari banyak
orang dari berbagai negara. Aspirasi semua orang dibutuhkan karena teknologi
merupakan perkembangan global yang dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Hampir seluruh negara menyetujui untuk menciptakan akses dan pembangunan yang
layak untuk ICT. Kebijakan ini menghasilkan usaha global untuk memanfaatkan
teknologi demi pembangunan dan penciptaan inovasi. Hingga saat ini WSIS
bertujuan untuk memanfaatkan fungsi ICT untuk mencapai tujuan pembangunan yang
layak. Setiap tahun WSIS memberikan kesempatan untuk komunitas global untuk
melakukan pencapaian.
World
Summit on the Information Society (WSIS) adalah forum dua arah yang dihasilkan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui kesepakatan negara-negara di
dunia, yang mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu yang mungkin
timbul akibat teknologi informasi dan komunikasi. WSIS memiliki tujuan untuk
menciptakan suatu visi, komitmen, serta keinginan yang sama untuk menghasilkan
masyarakat global yang memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan,
mengakses, menggunakan, serta menyalurkan informasi melalui teknologi informasi
dan komunikasi dengan tujuan utama untuk menghasilkan perkembangan.
Pelaksanaan WSIS
dijalankan oleh PBB dalam dua tahap.
Tahap
pertama berlangsung di Jenewa (Geneva) pada tanggal 10 hingga 12 Desember 2003,
dengan jumlah peserta sebanyak 11 ribu orang yang berasal dari 175 negara.
Tujuan utama tahap ini adalah untuk mengembangkan dan membantu kelancaran
pernyataan politik dan memastikan langkah-langkah yang diambil untuk membangun
Masyarakat Informasi untuk seluruh dunia, dengan berbagai kepentingan yang ada.
Tahap pertama WSIS yang dijalankan di Jenewa dihadiri oleh hampir 50 kepala
negara dan wakilnya, 82 menteri, 26 wakil menteri, ketua delegasi, serta
perwakilan-perwakilan berbagai organisasi internasional, pemilik bisnis swasta,
serta masyarakat sipil sebagai wujud dukungan terhadap Deklarasi WSIS.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dunia tentang WSIS tahap pertama menghasilkan Declaration
f Principles and Plan of Action.
Tahap
kedua, berlangsung di Tunis pada tanggal 16-18 November 2005, dengan jumlah peserta
sebanyak 19 ribu delegasi yang mewakili 176 negara. Tahap kedua KTT WSIS ini
memiliki tujuan untuk mengesahkan dua dokumen, antara lain:
1.
Tunis Commitment yang menjadi komitmen politik bagi
kepala-kepala negara dalam proses mewujudkan masyarakat informasi.
2.
Tunis Agenda for The Information Society sebagai
pedoman operasional kepala negara dana proses mewujudkan masyarakat informasi
yang terkait dengan hal-hal keuangan, sistem pengelolaan internet, pelaksanaan,
serta tindak lanjut.
WSIS
tidak pernah jauh dari ilmu pengambangan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT). Sejak tahun 1998, pengelolaan internet dunia hanya dikuasai suatu
negara. Sejak awal perundingan, Amerika Serikat bersikeras menolak segala upaya
atau usulan perubahan dan internasionalisasi penggunaan internet. Pada awalnya
negara-negara maju lainnya juga mendukung Amerika Serikat. Namun karena
perjuangan yang gigih oleh negara berkembang, maka negara-negara maju yang
mendukung AS mulai beralih. Setelah dua tahap WSIS dilaksanakan, terdapat dua
transisi yang besar dalam masyarakat. Masyarakat saat ini dapat membangun
koneksi secara global dengan semua masyarakat di dunia.
Forum
WSIS merupakan usulan dari International Telecommunication Union (ITU) pada
rapat pada bulan Juni tahun 2001. ITU adalah salah satu dari banyak bagian
konsentrasi yang ada
dalam
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). ITU sendiri terbentuk di Geneva pada tanggal
17 Mei 1865. Dibentuknya ITU bertujuan untuk memfasilitasi konektivitas
jaringan komunikasi internasional. Secara teknis ITU bertugas mengalokasikan
spektrum radio global dan orbit satelit, memastikan jaringan teknologi saling
terhubung secara mulus, dan berusaha menyalurkan jaringan teknologi tersebar ke
seluruh daerah di dunia. Contoh bukti dari kinerja ITU adalah jaringan telepon
dan internet yang kita gunakan sampai saat ini. ITU mendukung secara penuh
setiap masyarakat di dunia untuk dapat memanfaatkan teknologi komunikasi. ITU
bekerja dengan lembaga atau perusahaan publik dan swasta untuk memastikan bahwa
akses dan layanan TIK terjangkau oleh masyarakat, adil dan universal. ITU
mencapai tujuannya dengan memberdayakan orang-orang di seluruh dunia melalui
pendidikan dan pelatihan teknologi. 5 pilar ITU:
1. langkah-langkah
hukum
2. tindakan
teknis dan prosedural
3. struktur
organisasi
4. pembangunan
kapasitas
5. kerjasama
internasional
Setelah
WSIS II yang dilaksanakan pada tahun 2005, pada tahun 2006 pemerintah Indonesia
mengeluarkan empat isu yang kemudian disampaikan oleh Moedjiono selaku Staff
Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional dan Kesenjangan Digital Departemen
Komunikasi dan Informasi. Empat isu terse but adalah:
1. E-Indonesia
Strategy
Adalah strategi nasional yang akan
diambil pemerintah dalam mencapai target yang mendasari WSIS, yaitu Millenium
Development Goals. Hal ini dikarenakan komitmen yang telah dibuat pada WSIS
petrama tentang e-Strategy Nasional sebelum WSIS II.
2. Internet
Governance
Adalah isu mengenai mekanisme atau
faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan dan peraturan internet. Definisi
untuk internet adalah definisi luas seperti nama domain, spam, dan nomor IP.
3. Financial
Mechanisms
Adalah isu mengenai mekanisme
pembiayaan bagi negara-negara yang belum memiliki prioritas ICT. seperti
subsidi silang negara maju ICT ke negara berkembang.
4. Stock-
Taking Activity
Adalah bagian dari proses monitor
kegiatan terhadap negara-negara di dunia dalam mencapai target yang diberikan
WSIS. kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang kontes dan sebagai acuan
negara-negara dalam mencapai target.
Beliau mengaku saat WSIS pertama,
yaitu pada tahun 2003 telah disepakati bahwa pada tahun 2015 separuh penduduk
dunia harus sudah terhubung dengan internet. Awalnya beliau sempat berpikiran
pesimis bahwa Indonesia tidak akan mampu mencapai target. Deklarasi Geneva
memiliki dampak yang sangat besar bagi Indonesia khususnya dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Indonesia sendiri mulai meningkatkan TIK
(Teknologi, Informasi dan Komunikasi) di negaranya agar masyarakat di Indonesia
memiliki informasi serta pengetahuan yang luas dan juga menjadi masyarakat yang
lebih maju di bidang teknologi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Indonesia
membuat beberapa inisiatif dan resolusi. Inisiatif dan resolusi tersebut
contohnya antara lain adalah di lingkungan sekolah dan masyarakat seperti
memberi layanan telepon terhadap desa-desa yang belum terjangkau telepon dan
juga promosi kerja sama kemitraan masyarakat dalam mengembangkan program
one-school-one-laboratory dan e-learning, meningkatkan kapasitas jaringan
backbone kapasitas besar dengan menggunakan kabel serat optik yang digelar
sepanjang 40.000 km mengelilingi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar